Bacaan Doa Iftitah merupakan salah satu doa sunnah yang dibaca saat melaksanakan shalat wajib maupun shalat sunnah. Meskipun doa iftitah bersifat sunnah, namun shalat Anda tidak akan sempurna tanpa membaca doa iftitah. Oleh karena itu, beberapa orang menganggap doa ini wajib. Kata iftitah secara bahasa memiliki arti pembukaan. Oleh karena itu doa iftitah dibaca diawal waktu sholat yakni setalah takbiratul ikhram pertama dalam shalat dan sebelum membaca doa Al fatihah.
Doa iftitah juga sering diibaratkan sebagai doa kunci yang berfungsi sebagai alat pembuka dalam setiap shalat. Karena itu kandungan isinya semacam laporan kehadiran diri memenuhi panggilan Allah SWT. Kandungan makna dalam doa iftitah disebutkan sebagai ungkapan batin yang mengalir dari jiwa paling dalam seorang hamba. Selain itu, dijelaskan bahwa doa iftitah merupakan kelanjutan dari takbiratul ikhram yang merupakan starting point dalam perjalanan isra’ mi’raj untuk menjumpai Allah SWT.
Dalil / Hukum Membaca Doa Iftitah
Dalil yang menyunahkan untuk membaca doa Iftitah sesuai dari penjelasan Abu Hurairah RA :
كان رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا كبَّر في الصلاة؛
سكتَ هُنَيَّة قبل أن يقرأ. فقلت:
يا رسول الله! بأبي أنت وأمي؛
أرأيت سكوتك بين التكبير والقراءة؛
ما تقول؟ قال: ” أقول: … ” فذكره
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam setelah bertakbir ketika shalat, ia diam sejenak sebelum membaca ayat. Maka aku pun bertanya kepada beliau, wahai Rasulullah, kutebus engkau dengan ayah dan ibuku, aku melihatmu berdiam antara takbir dan bacaan ayat. Apa yang engkau baca ketika itu adalah:… (beliau menyebutkan doa istiftah)” (Muttafaqun ‘alaih).
Bacaan Doa Iftitah
Di Indonesia sendiri, terdapat dua versi bacaan doa iftitah berdasarkan dua organisasi Islam terbesar yang ada. Pertama adalah versi Nahdlatul Ulama (NU) dan kedua adalah versi Muhammadiyah. Meski demikian, keduanya sama-sama benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Bacaan doa iftitah menurut NU (Allahuakbar Kabiiraa)
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
إِنِّىْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ
حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
لاَشَرِيْكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Allaahu Akbaru kabira wal hamdu lillahi kathira, wa subhanallahi bukratan wa asila. Innii wajjahtu wajhiya lillazi fatharas samaawaati wal ardha haniifa muslimaw wa maa anaa minal mushrikeen. Inna salaati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi Rabbil ‘aalameen. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari. Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan dan kepasrahan diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah kepunyaan Allah, Tuhan semesta alam, yang tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dengan semua itulah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).”
Bacaan Doa Iftitah Menurut Muhammadiyah (allahumma baid baini)
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ
اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
Allahumma baaid bainii wa baina khothoyaaya kamaa baatdta baiinal masyriki wal magrhribi, Allahumma naqinii min khothooyaa kama yunaqqos tahubul abtyaddhzu minad danas. Allahummaghsil khothoyaaya bilmaai watsalji wal barad.
Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan ku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikan lah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin”
Aturan Membaca Doa Iftitah
- Doa Iftitah dibaca pada rakaat pertama saja. Kecuali terlupa
- Doa Iftitah dibaca setelah Takbiratul Ihram dan sebelum surat Al Fatihah
- Jika seorang lupa membaca doa Iftitah di rakaat pertama maka bisa membacanya di rakaat kedua
- Bagi makmum masbuk maka dibolehkan untuk tidak membacanya

Alumnus Sastra Indonesia, yang Sebagian hidupnya digunakan untuk menulis