Pengertian Pantun – Pantun adalah salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia yang cukup menyenangkan untuk dipelajari. Secara singkat, di Wikipedia menerangkan tentang pengertian pantun secara singkat, yaitu: salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.
Nama lain pantun dalam beberapa bahasa misalnya di dalam bahasa Jawa disebut dengan parikan, di dalam bahasa Minangkabau disebut dengan patuntun, dalam bahasa Sunda disebut dengan paparikan, dan dalam bahasa Batak disebut sebagai umpasa.
Pada mulanya, Pantun adalah sebuah kebudayaan sastra yang disebarkan secara lisan. Namun, semakin berkembangnya zaman yang kemudian mengenal budaya tulisan hingga saat ini, pantun juga dijumpai dalam bentuk tertulis. Selain pantun, bentuk lain yang mirip dengan pantun adalah Karmina dan Talibun. Singkatnya, Karmina adalah pantun versi pendek karena hanya dua baris saja sedangkan untuk talibun adalah pantun panjang karena terdiri dari minimal enam baris dengan sajak yang tidak beraturan.
Namun, pada kesempatan kali ini akan dibahas lengkap mulai dari pengertian pantun, struktur pantun, ciri pantun, hingga contoh pantun saja. Simak lebih lengkapnya di pembahasan di bawah ini!
Pengertian Pantun Menurut KBBI dan Para Ahli
Selain memahami makna dan pengertian pantun secara umum dan bahasa, pengertian pantun menurut para ahli juga sangat penting untuk diketahui. Ada dua sumber yang paling sering digunakan untuk mencari tentang pengertian pantun yaitu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan juga Wikipedia. Selain kedua sumber itu, beberapa ahli juga memberikan tanggapannya mengenai pengertian pantun yang akan dibahas juga pada bab ini.
Pengertian Pantun Menurut KBBI
Di dalam KBBI juga diberikan penjelasan tentang pantun itu sendiri. Dikutip dari KBBI pengertian pantun adalah pan.tun (n) bentuk puisi Indonesia (Melayu). Lebih jelasnya lagi, KBBI memberikan keterangan bahwa panting tersebut terdiri atas bait atau yang disebut juga dengan kuplet. Tiap bait umumnya terdiri atas empat baris yang memiliki sajak tetap dengan bentuk a-b-a-b. setiap baris atau larik pantun umumnya memiliki empat kata dengan baris pertama dan kedua berupa tumpuan atau sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi pantun. Selain itu, KBBI juga menyebutkan jika pantun merupakan sebuah peribahasa sindiran.
Pengertian Pantun Menurut Dr. R. Brandstetter
Berbeda dari beberapa ahli yang hanya menyebutkan bahwa pantun adalah salah satu dari bentuk puisi lama, Dr. R. Brandsetter melihat pantun melalui akar kata yang dimilikinya. Menurut Dr. R. Brandstetter pantun berasal dari akar kata atau kata dasar tun yang ternyata terdapat di berbagai bahasa di Nusantara atau secara luas dalam bahasa Melayu.
Contoh pertama dari bahasa Pampanga, akar kata tun ini terdapat pada kata tuntun yang bermakna teratur. Bahasa Tagalog juga memiliki akar kata tun pada kata tonton yang memiliki makna bercapak sesuai dengan aturan tertentu. Sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno, kata tun terdapat pada kata tuntun yang memiliki arti benang dan juga atuntun yang artinya teratur, juga terdapat pada kata menuntun yang berarti pemimpin.
Dalam bahasa Toba, pantun memiliki arti kesopanan atau kehormatan. Sedangkan dalam bahasa Melayu sendiri, pantun berarti quatrain yang artinya suatu sajak berbaris empat dengan rima a-b-a-b. Dalam bahasa Sunda, pantun memiliki arti sebuah cerita panjang yang bersajak dengan diiringi musik.
Pengertian Pantun Menurut Surana (2010:31)
Surana memberikan penjelasan yang lebih mengarah ke struktur pantun. Selain ia juga menyebutkan jika pantun adalah sebah puisi lama, pantun juga terdiri atas empat baris dengan sajak silang a-b-a-b. Menurutnya, baris pertama dan kedua yang disebut sebagai sampiran ini merupakan bagian objektis yang umumnya berupa sebuah lukisan alam atau hal apa saja yang memiliki suatu kiasan. Sedangkan, pada baris ketiga dan keempat dinamakan dengan isi atau bagian dari subketif.
Pengertian Pantun Menurut R.O. Winstedt
Bernama lengkap Ricard Olaf Winstedt adalah salah satu dari sekian banyak orang asing yang tertarik dengan kebudayaan Melayu. Bersumber dari Wikipedia, ia adalah salah seorang direktur pendidikan di British Malaya yang membuat pendidikan di Melayu. Tidak hanya itu, ia juga memiliki tulisan-tulisan mengenai kebudayaan Melayu yang salah satunya memuat tentang pengertian pantun.
Daripada menyebutkan pantun sebagai salah satu puisi lama, Winstedt menjelaskan jika pantun tidak sekedar susunan kalimat yang memiliki rima serta irama saja. pantun lebih dari sekedar rangkaian kata indah yang digunakan untuk melukiskan suatu ungkapan yang bisa berupa kehangatan cinta, kasih sayang, rindu, hingga dendam penuturnya.
Pengertian Pantun Menurut Sunarti (2005:11)
Selanjutnya adalah pengertian pantun menurut Sunarti. Dirinya menjelaskan jika pantun yang juga adalah salah satu bentuk lain dari puisi lama ini memiliki keindahan tersendiri. Keindahan pantun ini terletak pada segi bahasanya. Tepatnya, keindahan tersebut ada dan ditandai dalam rima pantun. Umumnya rima pantun ini beraturan dan bersajak a-b-a-b.
Pengertian Pantun Menurut Hidayat (2010:1)
Salah seorang penulis buku pendidikan bahasa Indonesia, Hidayat pada salah satu buku yang diterbitkan pada tahun 2010 memberikan pendapatnya mengenai pengertian tentang pantun. Hidayat menyebutkan jika pantun adalah jenis puisi melayu lama yang telah tersebar dan dikenal secara luas di tanah air Indonesia.
Pengertian Pantun Menurut Alisjahbana (2004:1)
Sutan Alijahbana adalah salah seorang dari budayawan, sastrawan dan ahli tata bahasa Indonesia yang sangat terkenal. Tidak hanya karya sastra saja yang ia persembahkan tetapi juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kebudayaan dan bahasa Indonesia itu sendiri.
Menurutnya, pantun adalah sebuah puisi lama yang telah dikenal lama oleh orang dulu atau telah melekat erat di kehidupan masyarakat lama. Ia juga menyebutkan ciri-ciri umum yang terdapat di sebuah pantun yaitu: setiap bait pantun terdiri dari empat baris atau larik, tiap barisnya terdiri dari 4-6 kata dan memiliki 8-12 suku kata. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat berupa isi pantun.
Pengertian Pantun Menurut Edi dan Farika (2008:89)
Edi dan Farika melihat pantun melalui arti dari beberapa bahasa yang ada di Indonesia. Mereka juga menyebutkan jika pantun adalah salah satu bentuk puisi lama yang telah dikenal luas dalam berbagai bahasa di Nusantara. Beberapa contohnya adalah pantun dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama parikan, sedangkan alam bahasa Sunda, pantun disebut sebagai paparikan. Meskipun pantun memiliki nama lain dalam beberapa bahasa tetapi inti dari pantun tersebut adalah sama.
Pengertian Pantun Menurut Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya (2008:77)
Kedua orang tersebut adalah penulis buku untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di dalam salah satu bukunya memberikan pengertian tentang apa itu pantun. Tidak jauh berbeda dengan pengertian dari KBBI. Kaswan dan Rita berpendapat bahwa pantun merupakan puisi melayu lama yang memiliki bait. Setiap bait di dalam pantun terdapat empat larik dengan sajak tetap a-b-a-b. Pada larik pertama dan kedua merupakan sampiran sedangkan larik ketiga dan keempat merupakan isi dari pantun tersebut.
Lebih lengkapnya, kedua orang tersebut menjelaskan lebih lanjut jika sampiran pada pantun tersebut tidak berisi maksud yang ingin disampaikan melalui pantun. Sampiran ini hanya untuk menyamakan rima persajakannya saja. Jadi saat membuat pantun, akan lebih mudah untuk menentukan isi pantun terlebih dahulu barulah membuat kemudian membuat sampirannya.
Pengertian Pantun Menurut Herman J Waluyo (2005:32)
Bergelar Prof. Dr. Herman J Waluyo, MPd, ia telah berkontribusi dalam penulisan berbagai macam buku tentang sastra Indonesia. Di salah satu bukunya yang ia terbitkan pada tahun 2005, Herman J Waluyo memberikan tanggapannya mengenai pengertian pantun. Menurutnya, pantun adalah sebuah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat.
Tidak hanya mengakar di beberapa kebudayaan Melayu, khususnya Indonesia menjadikan berbalas pantun sebagai salah satu adat istiadat yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Dari kesepuluh pengertian menurut KBBI dan beberapa ahli tersebut bisa disimpulkan jika :
“Pantun Merupakan bentuk dari puisi lama yang telah melekat di kebudayaan masyarakat Melayu yang terdiri dari 4 baris dengan sajak a-b-a-b. Setiap baris pantun terdapat 4 kata yang terdiri dari 8-12 suku kata. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran yang berupa kiasan, sedangkan baris ketiga dan keempat berupa isi.”
Sejarah Pantun
Sebenarnya tidak banyak yang tahu awal mula dari munculnya pantun di kalangan masyarakat Melayu pada saat itu karena pantun adalah budaya tentang bertutur kata dengan aturan-aturan tertentu dan sudah ada di kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, jika melihat perkembangan yang signifikan, hal berpantun telah dimulai sangat lama bahkan sebelum abad ke-17. Pada jaman dahulu pantun ini lebih dikenal dengan sajak ayat yang dinyanyikan atau diucapkan. Karya awal adalah milik Abul Jamal yang seorang penyair dan juga Sufi Melayu yang tinggal di abad ke 17 masehi di Barus. Ia juga seorang pemuja Seikh Syamsudin Pasai. Sajak ini kemudian diartikan sebagai ayat yang dinyanyikan secara otomatis untuk menghibur, menyindir, hingga sebagai lelucon.
Lebih luas lagi, sejak abad ke-18 pantun sudah diakui dan semakin berkembang ketika organisasi Islam mulai berkembang. Pengertian sajak adalah ayat yang dinyanyikan juga dilakukan di daerah kepulauan lainnya seperti Sasak di Lombok dan Madura di Jawa Timur.
Pada sebuah buku yang ditulis oleh salah seorang sarjana bernama De Hollander pada abad ke-19 dengan judul Handleideing bij de beofening der Maleische taal en letterkunde (1893) juga mengatakan bahwa sajak adalah ayat yang dinyantikan. Ia juga menuliskan bahwa saat itu sajak yang ada mayoritas adalah bermotif asmara yang di nyanyikan secara spontan. Berkembangnya organisasi Islam juga mempengaruhi motif sajak yaitu dengan adanya penyampaian pesan sosial atau spiritual.
Kebudayaan ini kemudian berkembang dengan cepat dan sekarang kita lebih mengenalnya sebagai sebuah pantun.
Ciri-Ciri Pantun
Terkadang muncul beberapa pertanyaan di Soal Sekolah mengenai “Sebutkan Ciri-ciri Pantun”, maka kita perlu tahu mengenai ciri-ciri pantun. Mengetahui ciri-ciri pantun ini akan membantu dalam pembuatan pantun yang baik. Saat ingin membuat pantun, pastikan pantun yang dibuat sudah memiliki seluruh ciri-cirinya. Pada bagian sebelumnya telah disinggung mengenai beberapa ciri-ciri yang terdapat pada suatu pantun. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ciri-ciri pantun yang bisa dilihat:
Contoh 1:
Anak kecil bermain bola ……………………. (1) terdiri dari 9 suku kata.
Bola di tending jauh ke barat ……………………. (2) terdiri dari 10 suku kata.
Sungguh tersenyum aku dibuatnya ……………………. (3) terdiri dari 11 suku kata.
Ada bunga mawar yang ku dapat ……………………. (4) terdiri dari 10 suku kata.
Contoh 2:
Pergi ke pasar membeli buah…………………….. (1) terdiri dari 10 suku kata.
Melihat banyak orang tersenyum ramah…………………….. (2) terdiri dari 12 suku kata.
Jangan sampai kamu terperangah…………………….. (3) terdiri dari 10 suku kata.
Karena penampilannya yang mewah…………………….. (4) terdiri dari 11 suku kata.
Agar lebih memahaminya, gunakan pantun di atas sebagai contoh untuk mengetahui benarkah sebuah pantun memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini.
- Setiap bait puisi memiliki empat baris/larik
Di dalam bahasa Indonesia ada berbagai macam bentuk dan jenis karya sastra seperti prosa dan puisi. Jika di dalam prosa lebih mengenal tentang paragraf untuk satu rangkaian satu kalimat, puisi tidak menyebutnya paragraf tetapi dinamakan bait.
Pada suatu bait puisi berisi tentang suatu gagasan yang terdiri dari untaian-untaian kata yang saling terkait dengan ciri khas tersendiri tergantung dari jenis puisinya. Berkali-kali sudah disebutkan jika pantun masuk ke dalam jenis puisi lama. Oleh karena itu, di dalam pantun memiliki satu bait. Setiap bait pantun ini terdiri dari 4 (empat) baris atau empat larik. Pada kedua contoh di atas terlihat jelas apabila setiap bait pantun benar terdiri dari empat larik.
Apabila menemukan pantun dengan jumlah 2 larik setiap baris atau satu baitnya terdiri lebih dari empat baris, maka tidak bisa disebut dengan pantun. Kedua jenis itu merupakan bentuk pengembangan dari pantun yang disebut sebagai karmina (jenis puisi lama atau pantun singkat) dan talibun (jenis puisi lama atau pantun panjang).
- Setiap larik terdiri dari 8-12 suku kata
Pada mulanya pantun muncul dan berkembang sebagai kebudayaan secara lisan. Oleh karenanya, pantun bisa dikatakan relatif singkat. Meski saat ini karya sastra pantun juga ditemukan dalam bentuk tulisan, pantun tetap dibuat singkat.
Jika pantun terlalu panjang, saat dibacakan akan terlalu panjang dan kehilangan ciri khas dari pantun itu sendiri. Bisa-bisa banyak yang akan mengira sedang membaca prosa daripada membaca pantun.
Satu baris pantun hanya memiliki 8-12 suku kata saja. Umumnya bahkan pantun hanya memiliki 4 kata saja. Namun jumlah kata pada satu baris tidak bisa menjadi ciri yang khas karena beberapa pantun memiliki 3 hingga 6 kata. Berapapun jumlah katanya, yang menjadi pokok utama adalah jumlah suku kata di satu lariknya.
Coba perhatikan contoh 1 dan contoh 2 yang memiliki minimal 9 suku kata di satu lariknya dan maksimal 12 suku kata. Coba hitung jumlah suku katanya untuk memastikan!
- Memiliki sampiran dan isi
Meski pantun termasuk ke dalam jenis puisi tetapi ada yang membedakan pantun ini dengan puisi pada umumnya yaitu pantun memiliki sampiran dan isi. Sampiran ini merupakan pengantar pantun yang berbentuk kiasan sedangkan bagian selanjutnya merupakan isi yang merupakan ungkapan inti dari pantun tersebut. Pada bagian ini akan dijelaskan lebih rinci lagi di pembahasan mengenai struktur pantun.
- Berima/bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a
Ciri yang selanjutnya adalah mengenai rima ataupun saja di dalam pantun itu sendiri. Rima dan sajak ini tidak ada di dalam bentuk puisi pada umumnya, hanya terdapat di pantun saja. Ada dua versi rima yang ada di dalam sebuah pantun yaitu a-b-a-b atau juga a-a-a-a. Mudahnya, pengertian sajak atau rima adalah bunyi akhir setiap larik pada bait pantun.
Jika merujuk pada contoh di atas akan ditemukan kedua jenis rima tersebut. Bersajak a-b-a-b bisa disebut dengan bersajak selang-seling, yaitu sajak sampiran larik pertama sama dengan sajak isi larik pertama. Begitu juga dengan sajak pada lampiran larik kedua, sama dengan sajak isi larik kedua. Pada contoh di atas memiliki rima a-t-a-t.
Lalu jenis yang kedua merupakan pantun dengan sajak yang sama yaitu a-a-a-a atau satu bunyi. Di dalam pantun, sajak seperti ini diperbolehkan. Seperti pada contoh kedua pantun di atas memiliki saja yang berbunyi sama yaitu ah-ah-ah-ah.
Kelima ciri ini harus ada saat akan membuat pantun. Selain menyebutnya sebagai ciri, bisa juga disebut sebagai syarat pantun. Ciri manakah yang menurutmu paling sulit untuk ditemui?
Jenis – Jenis Pantun
Ternyata, pantun memiliki beberapa macam. Pantun yang sering muncul dan dipelajari mulai saat sekolah dasar ini bisa dibedakan menjadi dua jenis pantun, yaitu: pantun berdasarkan kelompok usia dan pantun berdasarkan isinya. Di dalam kedua jenis pantun tersebut masih terdapat beberapa macam lagi pantun. Simak penjelasannya!
Pantun Berdasarkan Kelompok Usia
Pantun ini digolongkan berdasarkan kelompok usia yang ada di masyarakat, seperti pantun anak-anak, pantun remaja, dan pantun orang tua.
Pantun anak-anak
Seperti namanya, pantun anak-anak ini merupakan salah satu jenis pantun yang menggambarkan atau ada kaitannya dengan masa kanak-kanak. Meskipun pantun ini ada hubungannya dengan masa kanak-kanak, tidak hanya menggambarkan tentang kegemibaraan atau suka cita saja tetapi juga tentang duka cita.
Pantun remaja
Sesuai dengan namanya, pantun remaja ini lebih banyak memberikan gambaran yang ada kaitannya dengan kehidupan pada masa remaja. Masa remaja bisa dikatakan masa yang memiliki banyak kenangan karena hal-hal baru ditemui pada masa ini. Proses menuju dewasa ini kerap kali mempertemukan kepada kisah yang tidak pernah ditemui pada masa kanak-kanak. Oleh karena itu, pantun remaja akan lebih banyak memiliki tema tentang perkenalan, hubungan asmara, perasaan, nasib, hingga hubungan dengan keluarga.
Pantun orang tua
Lain halnya dengan pantun orang tua ini yang sangat erat kaitannya dengan hubungan orang tua atau orang dewasa. Hal-hal yang menjadi tema pada pantun ini bukan lagi soal cerita kekanakan atau perkenalan menuju dewasa, melainkan lebih ke arah tema yang lebih serius lagi. Banyak pantun orang tua yang lebih memilih tema tentang budaya, agama, dan nasihat.
Pantun Berdasarkan Isinya
Sedangkan, untuk jenis pantun ini dikelompokkan berdasarkan dengan isinya, yaitu:
Pantun suka cita
Sesuai dengan namanya, pada pantun suka cita ini akan berisi tentang uangkapan kebahagiaan ataupun suka cita. Apabila digabungkan dengan kelompok pantun sesuai dengan umur maka pantun suka cita ini lebih sering ditemukan untuk pantun kanak-kanak maupun remaja.
Pantun duka cita
Selain ada pantun yang mengungkapkan rasa senang atau suka cita, ada juga jenis pantun yang memberikan ungkapan mengenai duka cita. Umumnya pantun ini akan menceritakan sesuatu yang sedih atau perasaan kecewa terhadap sesuatu hal. Misalnya karena nilai ulangan buruk, dimarahi orang tua, kehilangan, patah hati, bertengkar dengan teman dan masih banyak lagi.
Pantun cinta
Sebelumnya telah dibahas mengenai pantun berdasarkan kelompok usia salah satunya adalah pantun remaja. Umumnya, pantun remaja ini akan memiliki isi berupa cinta atau romantisme kegembiraan antara dua insan seperti sedang kasmaran. Meski demikian pantun cinta ini bermakna lebih luas, bisa juga ungkapan cinta kepada saudara, adik, sahabat, dan lain-lain.
Pantun jenaka
Selanjutnya adalah pantun jenaka. Pantun ini memiliki tujuan utama yaitu untuk menghibur pembaca. Kadang-kadang, pantun jenaka juda digunakan sebagai alat sindiram secara halus melalui lelucon. Sehingga orang yang disindir tidak merasa terlalu sakit hati dan tetap bisa tertawa bersama. Pantun jenaka juga digunakan untuk mencairkan suasana agar tidak terlalu kaku.
Pantun agama
Sesuai dengan namanya, pantun agam ini digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang sifatnya religius. Sehingga umumnya pantun agama ini berisikan dakwah-dakwah yang memiliki tujuan agar para pendengarnya melakukan tindakan-tindakan baik sesuai dengan ajaran agama atau memiliki nilai-nilai relijius. Pantun agama ini digunakan agar terkesan tidak terlalu menggurui dan disampaikan dengan cara yang santai. Pantun jenis ini tentu tidak hanya digunakan untuk berdakwah di satu agama saja. Tetapi agama apapun bisa.
Pantun nasehat
Untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan budi pekerti yang baik tidak selalu dengan cara kekerasan atau hukuman fisik. Beberapa cara menggunakan cara yang baik dan sederhana agar maksudnya tersampaikan dengan baik, salah satunya menggunakan pantun. Oleh karena itu, pantun nasehat berisi tentang ungkapan yang memiliki nilai moral serta budi pekerti baik yang ingin disampaikan kepada para pembaca.
Pantun adat istiadat
Hampir sama dengan pantun nasehat, pantun adat istiadat juga mengungkapkan tentang nilai moral yang baik sesuai dengan hukum dan kebiasaan yang berlaku. Umumnya pantun adat istiadat ini berupa pepatah atau petuah nasehat untuk menjunjunh tinggi nilai adat istiadat
Pantun nasib
Sesuai namanya, pantun nasib ini menceritakan tentang keadaan diri atau nasib yang sedang dihadapi. Umumnya, pantun nasib ini dibuat untuk mengungkapkan apa yang terjadi atau apa yang dirasakan saat sedang berada di perantauan dan jauh dari rumah serta keluarga. Bisa menceritakan tentang suka duka saat berada diperantauan, kerinduan, atau semangat pantang menyerah.
Pantun peperibahasa
Selain pantun yang bisa dibuat untuk menceritakan ungkapan keadaan dan juga terdapat beberapa golongan umur, ada juga pantun yang berisi tentang petuah yang terdapat pada suatu peribahasa. umumnya, pantun jenis ini memiliki susunan yang tepat dan diketahui oleh banyak orang.
Pantun perkenalan
Untuk mencairkan suasana dan tidak terlihat canggung, di beberapa kesempatan seseorang bisa menggunakan pantun untuk awal mula topik pembicaraan terhadap seseorang yang baru dikenal. Pantun inilah disebut dengan pantun perkenalan. Selain untuk memperkenalkan diri, pantun ini bisa digunakan untuk memberikan umpan pertanyaan keapada lawan bicara yang baru dikenal.
Pantun persahabatan
Sebelumnya sudah disebutkan mengenai pantun yang berisikan tentang perasaan cinta, ada juga pantun yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan persahabatan yang erat kepada orang terdekat, teman, atau sahabat. Meski tidak semua pantun persahabatan memiliki unsur gembira, pantun persahabatan juga bisa digunakan untuk mengungkapkan kesedihan akan sahabat seperti karena perpisahan atau bertengkar dengan sahabat.
Pantun kiasan
Jenis pantun kiasan ini memiliki ungkapan yang menceritakan tentang sebuah makna yang tersirat atau sering disebut dengan kiasan. Hal yang disampaikan bisa apa saja entah itu sedih, gembira, atau ingin menyindir seseorang secara halus dan tidak langsung.
Pantun teka-teki
Ini adalah salah satu pantun yang cukup sulit dibuat namun banyak disukai karena di dalam pantun ini terdapat teka-teki yang tersembunyi agar para pembaca dan pendengar memiliki kesempatan untuk berpikir dan menebak jawaban dari teka-teki tersebut. Pantun ini bisa digunakan sebagai permainan untuk meramaikan suasana. Akan lebih bagus jika di pantun tersebut memberikan petunjuk mengenai jawabannya.
Pantun Kepahlawanan
Ada juga jenis pantun kepahlawanan. Pantun ini memiliki ungkapan tentang perjuangan para pahlawan, semangat kebangsaan serta jiwa patriotism. Jika diterapkan pada zaman sekarang, pantun kepahlawanan ini juga bisa menceritakan tentang nasionalisme dan perjuangan untuk tetap memperjuangkan keutuhan bangsa dan tanah air.
Pantun Berbalas
Ada juga yang disebut dengan pantun berbalas. Pada pantun berbalas ini secara umum adalah pantun yang isinya dibuat sengaja untuk membalas pantun lainnya atau dibuat agar orang lain bisa membalas pantun tersebut. Pantun jenis ini biasanya dibuat secara lisan dan spontan. Karena pantun ini memerlukan improvisasi yang banyak. Pantun berbalas ini bisa ditemukan di suatu acara-acara yang salah satu tradisinya adalah berbalas pantun.
Pantun perpisahan
Terakhir merupakan pantun perpisahan. Pantun ini mengungkapkan perasaan saat harus berpisah. Meski pada perpisahan lebih banyak mengandung ungkapan kesedihan, pantun perpisahan juga bisa digunakan untuk mengungkapkan doa serta harapan untuk suatu pertemuan kembali.
Ternyata, pantun memiliki banyak jenis dan macam. Setelah mengetahui jenis dari pantun ini, manakah menurutmu yang paling sulit untuk di buat?
Struktur Pantun
Setelah memahami berbagai macam jenis pantun, pembahasan selanjutnya adalah mengenai struktur yang ada pada pantun. Pada dasarnya, di dalam pantun tidak terlalu memiliki ciri-ciri ataupun struktur. Bahkan bisa dikatakan ciri-ciri dan struktur dari pantun ini memuat hal yang tidak jauh berbeda. Meski demikian, di dalam pantun terdapat dua struktur utama yaitu sampiran dan isi.
Sampiran
Seperti yang telah diketahui jika sampiran di dalam pantun ada dua baris pertama yang umumnya berisikan hal-hal yang memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Pada sampiran ini berfungsi untuk menyiapkan rima dan irama pada pantun atau mudahnya bunyi terakhir dari setiap baris pantun. Hal ini bertujuan agar si pendengar lebih mudah untuk menangkap isi pantun yang akan disampaikan nanti. Dipertegasnya bunyi rima ini mengartikan jika pantun merupakan sastra lisan yang seringnya spontan di lakukan. Adanya rima dan irama dari pantun ini memberikan pesan eksplisit dan menegaskan sifat kelisanan pantun di budaya Melayu dahulu. Isi di dalam rima ini tidak selalu berkaitan langsung dengan bagian isi, namun akan lebih baik jika membuat sampiran yang juga tidak jauh dari bagian isi yang ingin disampaikan.
Isi
Isi pantun bisa disebut juga dengan jantung pantun. Sebuah pantun dibuat untuk menyampaikan isinya dan bunyi rima dan irama pada pantun ini akan mengikuti sampiran yang ada di atasnya. Bagian isi ini terletak di dua baris terakhir sebuah pantun berisi pesan utama yang ingin disampaikan oleh si pemantun.
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan jika rima pantun ini umumnya berbentuk silang yaitu a-b-a-b atau juga berbunyi sama yaitu a-a-a-a. Meski demikian ternyata di dalam pantun sendiri juga kerap ditemukan pola rima dengan bunyi a-a-b-b.
Fungsi Pantun
Sebagai salah satu karya sastra lisan, pantun ini berkembang dengan sangat dekat di kehidupan masyarakat melayu termasuk Indonesia. Adanya pantun ini sangat berperan besar terhadap beberapa adat dan pola kehidupan masyarakat. Beberapa fungsi dari pantun itu sendiri seperti:
Pantun berfungsi sebagai penjaga fungsi kata dan alur berpikir
Karena berpantun adalah salah satu budaya yang dipraktekan secara lisan, maka penutur pantun akan terbiasa untuk berpikir cepat sehingga membiasakan proses alur berpikir yang bekerja di dalam otak. Pemilihan diksi di dalam pantun sangat penting dan tidak bisa sembarangan. Oleh karena itu, orang yang melakukan atau terbiasa berpantun akan mudah untuk berpikir mengenai makna kata itu sendiri sebelum mengucapkannya.
Pantun melatih orang untuk berpikir asosiatif
Ingatkan jika pantun memiliki isi dan sampiran di dalam strukturnya? Meskipun sampiran dan isi cenderung tidak memiliki kaitan cerita yang kuat, namun pantun memberitahukan bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lainnya. Jika tidak, di dalam pantun tidak akan perlu memperhatikan tentang rima ataupun sajak.
Di kehidupan sosial, pantun bisa menjaga pergaulan yang kuat
Pantun ada tidak hanya di kalangan masyarakat secara luas tetapi juga berkembang di kehidupan sosial lingkup sederhana seperti pertemanan atau persahabatan hingga pasangan, lalu juga ikatan orang tua kepada anak, kedekatan sanak-saudara dan juga lingkungan tengga.
Pantun ini bisa digunakan sebagai media untuk menjaga pergaulan agar tetap kuat. Beberapa jenis pantun akan memberikan warna pergaulan dengan cara yang unik seperti berbalas pantun, menasehati dengan cara yang halus, serta seperti permainan teka-teki yang membuat semua orang bisa saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Pantun sebagai penjaga dan media kebudayaan untuk mengenalkan dan menaga nilai-nilai masyarakat
Pantun tidak hanya sekedar dibuat sebagai hiburan saja tetapi juga sebagai alat penguat penyampaian pesan. Di dalam pantun, penyampaian pesan cenderung tersembunyi sehingga jauh lebih merasuk ke dalam kehidupan bermasyarakat tanpa menyakiti hati dengan sengaja.
Pantun memiliki filosofi yang sangat lekat yaitu, ‘Adat berpantun, pantang melantun’ adalah peribahasa yang memberikan arti jika pantun sangat erat dengan nilai-nilai sosial dan bukan sekedar imajinasi saja.
Oleh karena itu, pantun digunakan sebagai media penyampaian pesan karena memang hakikat pantun itu untuk menjadi penuntun.
Pantun masuk ke dalam upacara adat
Jangan salah! Pantun juga masuk ke dalam upacara adat. Umumnya, pantun dalam upacara adat ini adalah pantun berbalas. Salah satu upacara adat yang masih melestarikan adat berpantun ini adalah di kebudayaan suku Minangkabau. Di dalam beberapa acara adat suku Minangkabau masih melestarikan adat berpantun seperti pada upacara manjapuik marapulai (menjemput mempelai pria), batagak gala (upacara penobatan gelar), batagak penghulu (upacara penobatan penghulu), atau di dalam pidato-pidato upacara adat lainnya.
Syarat-Syarat Pantun
Selain ciri-ciri yang sudah disebutkan dan dijelaskan pada bagian sebelumnya, apakah sebuah pantun masih memiliki syarat-syarat? Sebenarnya, syarat dari pembuatan pantun dan juga ciri-ciri pantun ini hampir mirip. Namun, tidak masalah jika dibahas sekali lagi secara singkat. Selain itu, langsung saja dipraktekan syaratnya dalam membuat pantun!
- Satu bait pantun terdiri dari 4 baris
- Baris ke-1 dan ke-2 merupakan sampiran, baris ke-3 dan ke-4 berupa isi
- Satu baris pantun berisi 8-12 suku kata
- Pantun bersajak silang a-b-a-b atau sama a-a-a-a
Contoh 1:
Sampiran Per-gi ke ta-man mem-ba-wa bu-nga …………… 10 suku kata bersajak a
Ter-du-duk a-ku di ba-wah lam-pu …………… 10 suku kata bersajak u
Isi Rin-du a-ku ten-tang a-din-da …………… 9 suku kata bersajak a
Ter-ba-yang sla-lu se-nyum in-dah-mu …………… 10 suku kata bersajak u
Contoh 2:
Sampiran Per-gi ke pa-sar mem-beli kur-ma …………… 10 suku kata bersajak a
Kur-ma di-ma-kan ma-nis ra-sanya …………… 10 suku kata bersajak a
Isi Hi-dup pe-nuh su-ka ci-ta …………… 9 suku kata bersajak a
Ting-gal ber-sa-ma a-yah dan i-bun-da …………… 11 suku kata bersajak a
Kaidah Bahasa Pantun
Pantun tidak sembarang dibuat tanpa memperhatikan kaidah kebahasaan. Meski terlihat sederhana dan singkat, pantun tidak hanya sekedar berjumlah empat baris dengan rima yang sesuai dan jumlah suku kata sesuai dengan syarat yang berlaku. Berikut beberapa kaidah kebahasaan yang ada di dalam pantun:
- Diksi
Diksi adalah pemilihan kata. Pemilihan kata pada sebuah pantun tidak bisa asal dan sembarangan. Karena jika diksi yang dipilih salah atau kurang tepat maka maksud ungkapan dari pantun tersebut juga menjadi kurang dan tidak tersampaikan dengan baik. Salah satu cara untuk memperbanyak diski adalah dengan membaca.
- Bahasa Kiasan
Selain diksi yang langsung menunjukkan maksud dari ungkapan yang ingin disampaikan, juga terdapat diksi yang memperlihatkan kiasan atau makna sebenarnya tersembunyi atau makna tidak langsung. Bahasa kiasan ini juga digunakan saat membuat pantun agar pantun terdengar lebih indah. Bahasa kiasan ini umumnya berupa beribahasa. Jenis pantun yang menggunakan bahasa dengan ungkapan makna tidak langsung ini adalah pada pantun kiasan atau juga pantun berkasih-kasihan.
- Imaji
Imaji ini seperti penggambaran yang dibuat oleh si pelantun pantun yang akan membuat pendengar seperti mampu membayangkan gambaran dari pantun tersebut secara visual atau bisa dilihat (imaji visual), juga pantun tersebut didengar (imaji auditif), dan dirasa (imaji taktil).
Imaji ini tidak akan sempurna atau sampai kepada pembaca/pendengar apabila pemilihan diksinya keliru atau tidak tepat. Oleh karena itu, untuk memperkuat kemampuan dalam berpantun diperlukan latihan yang cukup dan juga banyak-banyak membaca karya.
- Bunyi
Ingatkan jika di dalam pantun ini harus memperhatikan bunyi akhir setiap larik atau yang disebut dengan sajak atau rima? Bunyi yang muncul ini akan sangat berpengaruh terhadap keindahan pantun itu sendiri. Selain memperhatikan rima pantun, saat melantunkan pantun juga harus diperhatikan ritme pengucapan agar pantun tersebut lebih hidup dan mudah dicerna oleh para pendengarnya.
Dengan tambahan pengetahuan kaidah kebahasaan dalam pantun ini bisa membuatmu lebih mudah untuk membuat pantun yang baik sesuai dengan keinginanmu!
Cara Membuat Pantun
Saat pertama kali membuat pantun mungkin akan mengalami beberapa kesulitan seperti terlalu panjang atau terlalu pendek saat membuat kalimat, bunyi rima yang sulit untuk diselaraskan. Untuk mempermudah dalam membuat pantun, coba ikuti langkah-langkah di bawah ini:
- Pahami syarat, ciri, dan struktur pantun
Pertama kali yang harus dilakukan adalah memahami syarat, ciri, dan struktur dari pantun tersebut sehingga apapun yang akan teman-teman tulisan tidak akan melenceng terlalu jauh dari ketiga hal itu. Kamu harus memahami bahwa membuat pantun tidak sekadar menuliskan sebuah kalimat biasa saja.
- Menentukan tema pantun
Setelah benar-benar memahami syarat, ciri, dan juga struktur dari pantun ini tentukan terlebih dahulu tema pantun apa yang ingin kamu buat. Sebelumnya sudah dijabarkan dengan sangat jelas dan rinci mengenai jenis-jenis pantun. Untuk berlatih, tentukan tema yang menurutmu paling mudah dan realitanya dekat dengan kehidupan sehari-hari.
- Membuat isi pantun
Pantun memang terdiri dari dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Sampiran memang muncul lebih dahulu daripada isi, tetapi untuk membuat pentun akan jauh lebih mudah apabila kamu menentukan isi pantun itu terlebih dahulu. Isi pantun ini sangat berkaitan erat dengan tema karena pesan yang ingin kamu sampaikan pasti sesuai dengan tema yang kamu ambil.
- Membuat sampiran pantun
Setelah berhasil menentukan isi pantun, lalu buatlah sampiran yang sesuai dengan isi pantun tersebut. Membuat sampiran jauh lebih mudah dikarenakan sampiran tidak perlu memiliki pesan atau makna bahkan tidak memiliki keterkaitan erat dengan isi pun tidak masalah karena yang paling penting adalah memenuhi jumlah suku kata dan bunyi rimanya.
Contoh Pantun
Setelah penjelasan yang sangat lengkap mengenai pantun, jangan sampai malas untuk berlatih membuat pantun. Agar dari seluruh pejelasan tadi mudah untuk dimengerti, perhatikan berikut beberapa contoh pantun sesuai dengan jenis-jenis pantun yang ada.
Contoh Pantun Anak-Anak
Permen gulali di atas meja
Adik membawa sambil tertawa
Kita harus tetap bersahaja
Kepada siapapun teman kita
Contoh Pantun Orang Muda
Senyum-senyum di tepi sawah
Sambil terbayang ayu wajahmu
Sungguh senang saat di rumah
Adinda membalas surat cintaku
Contoh Pantun Orang Tua
Mendayung perahu sampai di sana
Ayo bergegas sebelum lelah
Jangan malas, ayo bekerja
Bekerja demi masa depan cerah
Contoh Pantun Jenaka
Ikan dipancing masuk telaga
Telaga jernih tidak beriak
Sungguh bahagia aku dibuatnya
Sudah botak pandai melawak
Contoh Pantun Teka-Teki
Duduk bersantai di bangku panjang
Melihat sekeliling kandang hewan
Telinganya lebar berhidung panjang
Hewan apakah gerangan?
Contoh Pantun Nasehat / Nasihat
Bunga-bunga ditepi jalan
Diterpa angin hempasan kendaraan
Tetap tegar dalam perjuangan
Sedang menunggu buah keberhasilan
Contoh Pantun Kiasan
Bunga Dahlia mekar di taman
Baunya semerbak menjadi candu
Wajahmu teduh bagaikan rembulan
Semakin ditatap semakin mengingatmu
Contoh Pantun Berkasih-Kasihan
Bunga mawar tumbuh di taman
Ditanam dekat bangku panjang
Ada rindu yang ku simpan
Hanya untuk adinda seorang
Contoh Pantun Agama
Duduk di serambi sambil mengingat
Mengingat usia semakin renta
Meski berdosa tetaplah sholat
Agar makin dekat dengan surga-Nya
Contoh Pantun Nasib
Termenung aku di bangku taman
Melihat kemilau lampu kota
Rindu aku kampung halaman
Kapan kita bisa berjumpa jua
Contoh Pantun Adat
Pergi ke kota naik delman
Delman melaju senangkan hati
Kain batik adalah peninggalan
Wajib dijaga agar lestari
Contoh Pantun Kepahlawanan
Berbaju perang mengangkat pedang
Melawan musuh dalam berperang
Tetap semangat dalam berjuang
Musuh masih berdiri menghadang
Contoh Pantun Suka Cita
Jalan-jalan ke pantai Marina
Duduk santai minum kelapa muda
Sungguh hati merasa bahagia
Melihat Ibu tersenyum ceria
Contoh Pantun Duka Cita
Langit mendung pagi buta
Hujan turun tiada terkira
Nasib manusia siapa sangka
Akhirnya ia berpulang juga
Contoh Pantun Pendidikan
Kain dijahit jadilah baju
Bukan menjadi nisan jenazah
Sekolah untuk mencari ilmu
Bukan sekadar dapat ijazah
Contoh Pantun Lucu
Kancil cari undur-undur
Mencarinya muter-muter
Ada anak suka tidur
Sambil ngorok sambil ngiler
Contoh Pantun Cinta
Kertas baru dipukul batu
Dicampur jamu di atas tungku
Cinta suciku cukuplah satu
Untuk kamu sepanjang waktu
Demikian Artikel mengenai Pengertian Pantun, Sejarah, Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis beserta Contoh-Contoh pantun. Semoga bermanfaat bagi Anda.

Seorang Guru Komputer di SMK Negeri di Jawa Tengah. Hobi menulis dan membagikan Tips mengenai Tutorial Komputer.