Puasa Syawal – Dalam ajaran Islam, puasa memang menjadi salah satu amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad yang artinya, “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai…” (HR. Tirmidzi).
Sangat jelas jika umat Muslim tidak hanya puasa wajib yang dilakukan setiap bulan Ramadan saja, namun juga diperintahkan untuk melaksanakan puasa sunah. Puasa-puasa tersebut, sesuai dengan hadis di atas akan menjadi perisai dari perbuatan tercela yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam pintu neraka.
Diantara beberapa jenis puasa sunah yang disarankan untuk dilakukan, puasa syawal menjadi salah satu puasa sunah yang paling ditekankan. Hal ini dikarenakan adanya banyak sekali keutamaan dari puasa yang dilaksanakan setelah bulan Ramadan usai.
Berkaitan dengan puasa syawal, Nabi Muhammad bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Yang artinya:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa setahun.” (HR.Muslim).
Hadis di atas menujukkan bahwa puasa syawal merupakan puasa yang dilakukan setelah seorang Muslim menjalankan puasa Ramadan. Tidak hanya itu, puasa syawal adalah puasa yang akan menyempurnakan puasa Ramadan dengan pahala seakan-akan ia puasa selama satu tahun penuh.
Nah, pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang beberapa hal terkait puasa syawal termasuk keutamaan yang terdapat di dalamnya. Dengan mengetahui berbagai hal tersebut, nantinya akan ada dorongan yang kuat untuk menjadikan puasa ini sebagai salah satu amal saleh yang dilakukan.
Pengertian Puasa Syawal
Secara singkat, sebagaimana namanya, puasa Syawal adalah puasa yang dilakukan pada bulan Syawal atau setelah bulan Ramadan. Puasa ini dilakukan selama 6 hari di bulan tersebut. Dalam pelaksanaan puasa tersebut, seorang Muslim boleh melakukan puasa secara berturut-turut selama 6 hari atau tidak berurutan asalkan tetap di bulan Syawal.
Selain itu, dalam pelaksanaannya, seorang Muslim boleh berpuasa di awal bulan Syawal, di tengah atau bahkan di akhir. Hanya saja, menurut pendapat ulama, pelaksanaan puasa Syawal di awal bulan dan secara berturut-turut cenderung lebih diutamakan karena memberikan kesan kesungguhan niat untuk melaksanakannya.
Niat Puasa Syawal
Untuk melaksanakan puasa Syawal, seorang Muslim tentu perlu berniat terlebih dahulu. Niat ini nantinya akan menentukan bagaimana ia akan mendapatkan keutamaan dari puasa Syawal yang dilakukan.
Terkiat niat puasa Syawal, sebenarnya tidak ada bacaan khusus yang diriwayatkan. Artinya, seseorang boleh saja membaca niat yang berbeda untuk puasa Syawal tersebut. Selain itu, bacaan niat juga tidak harus berbahasa Arab, melainkan boleh saja dengan bahasa Indonesia. Niat juga hanya dibaca di dalam hati saja tanpa perlu penegasan dengan lisan.
Adapun niat yang populer di kalangan masyarakat dan banyak dijadikan rujukan adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Dalam tulisan latin:
“Nawaitu Shauma Ghadin ‘An Ada’i Sunanatis Syawwali Lillahi Ta’ala.”
Yang artinya:
“Saya niat berpuasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala.”
Bacaan niat di atas bisa saja dijadikan opsi untuk menunaikan puasa Syawal. Namun, tidak ada riwayat yang menjelaskan jika bacaan niat harus seperti di atas. Selain itu, niat puasa bisa dibaca ketika malam sebelum sahur, sewaktu sahur ataupun setelahnya ketika lupa. Asalkan, seseorang tersebut belum melakukan hal yang bisa membatalkan puasa.
Tata Cara Puasa Syawal
Terkait tata cara untuk puasa Syawal, ada beberapa catatan terkait pelaksanaannya agar keutamaan dari puasa ini bisa didapatkan dengan sempurna. Adapun beberapa catatan tersebut adalah sebagai berikut:
- Puasa Syawal dilaksanakan selama 6 hari di bulan Syawal boleh berurutan ataupun terpisah. Jika ada uzur, maka boleh melaksanakan puasa Syawal di hari-hari tertentu saja.
- Dijalankan tepat setelah Idul Fitri cenderung lebih utama karena melambangkan keseriusan dalam pelaksanaannya. Namun, jika masih sibuk dengan silaturahmi, maka pelaksanaannya bisa disesuaikan
- Seorang Muslim wajib mendahulukan membayar utang puasa yang ia miliki, terutama untuk wanita, sebelum melakukan puasa Syawal. Hal ini dikarenakan membayar utang puasa hukumnya wajib, sedangkan melakukan puasa Syawal hukumnya sunah
- Dapat berpuasa di hari Jumat atau Sabtu sesuai keinginan. Hal ini berbeda dari beberapa puasa lain yang sebaiknya tidak dilaksanakan di dua hari tersebut
- Dapat membatalkan puasa secara mendadak baik ketika ada uzur ataupun tidak dan tidak ada konsekuensi dosa yang akan didapatkan
- Bagi seorang istri, ia wajib meminta izin kepada suami untuk melaksanakan puasa Syawal
Beberapa catatan di atas tentu penting untuk dipahami. Dengan pemahaman yang lebih baik, nantinya selain puasa Syawal bisa terlaksana dengan baik, manfaat dan pahala yang didapatkan juga sempurna.
Keutamaan Puasa Syawal
Ada beberapa keutamaan yang akan didapatkan oleh seorang Muslim yang menjalankan puasa Syawal selama 6 hari hingga tuntas. Keutamaan tersebut tentu saja bisa menjadi pemacu agar seorang Muslim melaksanakan puasa tersebut.
Adapun beberapa keutamaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Menyempurnakan pahala puasa di bulan Ramadan dengan mendapatkan pahala seperti puasa selama setahun penuh
- Merupakan tanda diterimanya puasa Ramadan karena kemudahannya untuk menjalankan perintah Allah lainnya selain berpuasa Ramadan
- Sebagai salah satu tanda seorang hamba yang pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah
Nah, demikian beberapa ulasan terkait puasa Syawal dan keutamaan yang bisa didapatkan. Sebagai seorang Muslim yang beriman, tentu berusaha menjalankan puasa Syawal adalah suatu keharusan.

Alumnus Sastra Indonesia, yang Sebagian hidupnya digunakan untuk menulis